Pojok Gotong Royong

Rumah Mocaf dan Maksimalisasi UKM Banjarnegara

Rumah Mocaf Indonesia turut menginisiasi Ruang UKM Banjarnegara yang dinamai Pojok Gotong Royong. Hal tersebut sebagai upaya untuk turut memaksimalkan upaya UMKM di Banjarnegara bisa masuk digital. Tempat itu menjadi semacam ruangan bersama (co-working space) untuk mentransfer ilmu ke para pelaku UMKM di Banjarnegara. Dari cara mengurus perizinan, lisensi, pengemasan, dan literasi keuangan.

 

Inisiasi itu dimulai dari gerakan Fotomatis (foto produk dan promosi gratis) dari Rumah Mocaf sebagai respons di masa pandemi untuk membantu para UMKM. Peminatnya pun cukup banyak sampai 460-an UMKM dengan berbagai produk di Banjarnegara. 

 

“Dari situ lalu sering bikin kelas-kelas dan acara terkait akselerasi UMKM. Ada banyak ahli digital marketing, desain grafis, foto yang sharing ilmu. Kami juga bikin semacam inkubasi. Jadi, mereka yang mau konsultasi pun bisa. Ruang UKM Banjarnegara jadi semacam learning center,” kata CEO Rumah Mocaf Indonesia, Riza Azyumarridha Azra, saat berbincang dengan Media Indonesia melalui konferensi video, Selasa (15/2).

 

Riza berharap kegiatan itu dapat menjadi duplikasi apa yang sudah dilakukan Rumah Mocaf Indonesia sehingga UMKM-UMKM yang ada di Banjarnegara pun naik kelas. Selain itu, nantinya Ruang UKM Banjarnegara juga akan menjembatani pemasaran produk-produk mereka, ‘menumpang’ gudang milik Rumah Mocaf yang rencananya bakal disediakan di Jakarta. 

 

“Sehingga nanti bisa kirim bareng-bareng ke Jakarta. Tim digital marketing di Ruang UKM Banjarnegara atau Pojok Gotong Royong melakukan tugas pemasaran mereka, pick-up-nya di gudang di Jakarta.” 

Rumah Mocaf sebagai Role Model

Dampak lain yang juga muncul kini Rumah Mocaf menjadi semacam role model bagi produk singkong dan mocaf. Tiap bulannya banyak berdatangan berbagai pihak yang tertarik untuk belajar mengenai produk mereka juga mekanisme bisnis yang berjalan. 

 

“Itu malah jadi poin yang kami perhatikan dan harapkan karena justru aneh ketika ada produk yang tidak ada kompetitor yang bergeliat untuk membuat, berarti produknya patut dipertanyakan. Ketika Rumah Mocaf muncul, banyak yang dulu-dulu sudah ada dan sempatmati kini bertumbuhan lagi di daerah lain. Ini menarik sekali. Pertama, pertanian jadi hal seksi di kalangan anak muda. Kedua, singkong ketika di tangan anak muda, ketika konsep bisnisnya sesuai dan dilakukan digitalisasi, bisa menghidupi banyak orang.”

 

Hal itu yang menarik bagi Riza karena anggapan singkong sebagai makanan pinggiran. Ternyata, ketika didesain dengan strategi digital bisa memunculkan perspektif baru. Meski begitu, saat ini yang juga masih menjadi catatannya ialah pekerjaan rumah untuk mengedukasi ke warga opsi tepung mocaf sebagai substitusi tepung terigu yang saat ini secara dominan masih impor. 

Sumber: https://mediaindonesia.com/ekonomi/472036/mendirikan-pojok-gotong-royong

Leave a Comment

Your email address will not be published.

3
X